Desahan kenikmatan Tante Shanti Setelah Bermain Gaya 69 Shanti yaitu seseorang gadis yang cantik serta ramah. Usianya telah 17 th. serta ia tidak bisa sekali lagi melanjutkan sekolahnya karna orang tuanya tidak dapat. Berwajah oval serta begitu bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bercahaya lembut, bibirnya kemerahan tanpa ada lipstik. Shanti memiliki rambut yang panjang hingga dadanya, berwarna hitam, badannya layaknya seperti gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung meskipun tidak bisa disebutkan besar tetapi Shanti mempunyai pantat yang indah serta cocok dengan bentuk badannya. Secara singkat Shanti seseorang gadis yang tengah tumbuh mekar serta senantiasa dikagumi tiap-tiap pemuda dikampungnya.
Tuti seseorang wanita yang telah berumur 32 th.. Ia seseorang janda ditinggal cerai suaminya. Telah 3 th. Tuti bercerai dengan suaminya karna lelaki itu main hilang ingatan dengan seseorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok serta bahenol. Semua serba bulat serta kencang, berwajah cukup manis dengan rambut sebahu serta ikal. Bibir Tuti begitu menggoda tiap-tiap lelaki, meskipun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karna ia seringkali ke pasar serta ke sawah jadi buruh tani bila tengah musim tanam atau panen. Tuti dulunya yaitu seseorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur. Dahulu uang demikian mudah didapat serta lelaki demikian mudah dipeluknya, hingga pada akhirnya hukum karma buat ia menjanda karna sesama rekan seprofesinya juga. Beberapa orang dikampung yang diam-diam ketahui histori kelam Tuti serta banyak pula yang coba akan memakai dia. Namun sampai kini Tuti tampak begitu cuek serta sinis pada beberapa orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukanlah main, seringkali ia terasa risih dengan kepunyaannya sendiri. Namun ia paham buah dadanya jadi buah-bibir baginya. Serta sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar serta kenyal itu. Tuti juga mempunyai pantat yang besar serta indah, nungging seperti memohon……. badan Tuti seringkali jadi mimpi basah beberapa pemuda dikampungnya.
“Shan, anda telah miliki pacar belum juga? ” Tiba Tuti berjongkok dimuka Shanti serta mulai menolong gadis itu membersihkan pirng-piring kotor. Shanti terkikik serta menggeleng. “Belum tuh”“Lho? Gadis secantik anda tentu banyak yang naksir” kata Tuti sembari melihat Shanti. Shanti tertawa sekali lagi. “Payah.?? semua mikir kesitu melulu” Jawab Shanti. “Memang.?? laki2 itu bila lihat wanita fikirannya segera menginginkan ngewe” kata Tuti tanpa ada terasa risih berkata kasar.
“Ah mbak, janganlah sukai ngomong gitu ah” timpal Shanti. “Kan tidak ada yang dengar ini” Jawab Tuti. Mereka terdiam lama. “Mbak……. ” nada Shanti menggantung. Tuti selalu membersihkan. “Mmmm? ” Jawab wanita itu. “Ngggg………”“Ngomong saja sulit banget sih” Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk. “Ngg…… anu…….. ngewe itu enak tidak sich? ” Pada akhirnya keluar juga. Tuti melihat gadis itu. “Yaaa…….. enaak banget Shan, terlebih jika yang ngewein kita pinter” jawab Tuti seenaknya. “Maksud mbak? ” Shanti penasaran. “Iya pinter………. dapat beberapa macam serta miliki kon**l yang keras! ” kata Tuti sembari terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Namun gadis itu semakin penasaran. “Bisa beberapa macam apa sich, Mbak? ” bertanya Shanti. Tuti memandangnya sembari menimbang. Ah……. toh kelak gadis kecil ini mesti tahu juga. Serta Shanti benar-benar cantik sekali, sepintas mata Tuti tertumbuk pada tempat Shanti yang tengah berjongkok. Tuti lihat gadis itu mengangkang serta tampak celana dalam gadis itu berwarna coklat muda. “Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan juga ada yang hingga ingin ngemut tempik kita lohh…. ” jawab Tuti. Tak tahu mengapa Tuti terasa begitu terangsang dengan jawabannya serta darahnya mendidih lihat selangkangan Shanti yang bersih dan mulus. “Idiiiih…… jorok ihhhh….. kok ada yang ingin sich? ” Shanti saat ini melotot tidak yakin. “Lho…… banyak yang suka ngemut memiaw Shan. Ngemut kon**l juga enak banget kok” jawab Tuti masih tetap selalu lihat selangkangan Shanti. “Astaga……. masak anunya lelaki diemut? ” Shanti terasa aneh serta jantungnya berdebar, ia terasa ada aliran aneh menyebar dalam dianya. Gadis itu tidak tahu kalau ia terangsang. “Oh enak banget Shan, rasa-rasanya hangat serta licin, terlebih jika ehm…… ehmm………”“Kalo apa mbak? ” Shanti semakin penasaran. Tuti terasa lihat sisi memiaw Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, namun Tuti tidak percaya. “Yaaa…….. malu ahhh….! ” Tuti berniat buat Shanti penasaran. “Ayo doong mbak” rengek Shanti. Tuti saat ini percaya kalau memiaw gadis itu telah basah hingga tampak bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri terasa begitu terangsang lihat panorama itu. “Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasa-rasanya panas serta asin, lengket namun enak banget! ” bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti membelalakkan matanya. “Apa itu pejuh? ” tanyanya. Tuti terasa tidak tahan. “Pejuh itu seperti santan yang seringkali buat memiaw kita basah lho” Jawab Tuti. Ia lihat sisi memiaw Shanti semakin gelap, wah gadis ini banjir, fikir Tuti. “Idiiihhh amit-amit, jorok banget sih”“Lho kok jorok? Lelaki juga suka banget sama santan kita, terlebih jika memiaw kita harum, tidak bau terasi”“Idiiihh mbak saru ah! ”“Tapi saya percaya memiaw kita tentu wangi, soalnya kita kan minum jamu terus”“Udah ah, lama2 jadi saru nih” kata Shanti. Tuti tertawa. “Kamu telah banjir yaaa? ” goda Tuti. Shanti memerah, cepat-cepat ia merapatkan ke-2 kakinya. “Ahhh….. Mbaakk!!! ” Tuti tersenyum lihat Shanti melotot. “Nggak usah malu, saya sendiri juga basah nih” Kata Tuti. Ia lantas buka kakinya hingga Shanti dapat lihat celana dalam putih dengan bercak gelap ditengah, Shanti terbelak lihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, fikirnya. “Ihhh….. mbak jorok nih” desis Shanti. Tuti terkekeh. “Mau rasakan bagaimana tempik anda diemut? ” bisik Tuti. Shanti berdebar. “Ngaco ah! ”“Aku ingin emutin miliki anda, Shan? ” Tuti mendekat. Shanti cepat-cepat bangun serta mundur ketakutan. Tuti tertawa. “Kamu juga akan dapat pingsan merasakannya” bisik Tuti sekali lagi. “Ogah ah….. telah deh…… janganlah nakut-nakutin akhh” Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi serta Tuti semakin maju. “Nggak apa-apa kok…. hanya diemut saja kok takut? ”“Masak mbak yang ngemut? ”“Iya… agar kamu paham.kamu mengerti rasanya”“Malu ahhhh……. ”
“Nggak apa-apaaa……” Tuti mendekat serta Shanti tersudut hingga pada akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi. Serta Tuti telah meraba pahanya. Shanti merinding serta roknya terangkat ke atas, Shanti pejamkan matanya. Tuti telah berjongkok serta mendekatkan berwajah ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memiaw Shanti, serta Tuti senang sekali dengan harumnya memiaw Shanti. Dahulu ia seringkali lakukan beberapa hal begini, jadi sempat ia bermain-main dengan 4 pelacur sekalian untuk memuaskan tamunya.
Badan Shanti gemetar serta semua bulu kuduknya meremang, gadis itu terasa suhu badannya bertambah serta perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memiaw Shanti yang masih tetap tertutup. Pelan-pelan tangannya turunkan celana dalam Shanti serta Tuti terangsang lihat cairan lendir bening tertarik memanjang melekat pada celana dalam gadis itu saat ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu serta lidahnya rasakan asin yang enak sekali. memiaw Shanti benar-benar indah sekali, tidak tampak bibir kemaluannya bahkan juga bulu-bulunya juga masih tetap halus serta lembut. Tuti mencium serta mulai melumat memiaw Shanti. Gadis itu mengerang serta menggeliat-liat saat lidah Tuti menyebar membelai liang memiawnya. Shanti betul-betul shock dengan kesenangan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli serta jijik, namun ada perasaan nikmat yang bukanlah alang kepalang. Gadis itu rasakan keanehan yang belum juga sempat dirasa terlebih dulu. Bulu kuduknya berdiri hebat ketika lidah Tuti menyapu dinding memiawnya, Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat sisi bawah perutnya.
“Aahhh…. Mbak… uuuhhhh….. ssshhhhh…. ja…. janganlah mb….. mbbak! Ji…. jijikhh…. aahhhh” Tuti tidak memperdulikan rintihan serta erangan Shanti. Lidahnya bergumul serta menembus liang memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih tetap perawan serta ia tidak menginginkan mengakibatkan kerusakan keperawanan Shanti, lidahnya cuma menjulur tidaklah terlalu dalam, tetapi Tuti telah bisa rasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya serta Tuti mengendus-endus bau ciri khas memiaw Shanti dengan begitu menikmatinya. Tuti perlahan menyisipkan jari-jarinya kesela-sela pantat Shanti, dengan lembut serta dibelai-belainya liang anus Shanti, serta Shanti sedikit tersentak namun lalu menggelinjang geli, namun Shanti membiarkan dianya pasrah pada Tuti. Ia yakin seutuhnya pada Tuti serta saat ini ia betul-betul rasakan kesenangan yang sampai kini belum juga sempat ia rasakan bahkan juga dalam mimpipun!
“Enak Shan? ” desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti melihat ke bawah serta mengangguk, badannya bergetar hebat, ia tidak mengerti kalau itu yang diberi nama klimaks kesenangan seseorang wanita. Tuti rasakan liang memiawnya berdenyut serta ia meraba dan menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya serta rasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan muka terpuruk diselangkangan Shanti, lidahnya saat ini menjulur serta membelai liang dubur Shanti serta buat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian dan terpana memperoleh perlakuan yg tidak sempat dibayangkannya. Shanti terasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak serta kadang-kadang terselip masuk dalam serta ia juga akan terlonjak kaget becampur geli, namun semakin banyak rasakan kenikmatannya.
Tak tahu bagaimana awalannya, namun sebenarnya Shanti serta Tuti sudah sama-sama memeluk dalam kondisi telanjang bulat dilantai kamar mandi. Tuti mencium mulut Shanti, awalnya gadis itu menampik namun permainan jari-jemari Tuti diitilnya buat gadis itu mabuk kepayang serta kepalanya dipenuhi nafsu berahi yang mencapai puncak dashyat. Tuti melumat mulut Shanti dengan penuh nafsu, Shanti membalasnya dengan malu-malu namun mereka berdua memanglah sama-sama melumat juga pada akhirnya. Terdengar bunyi mulut mereka saat lidah mereka sama-sama mengait serta sama-sama mengisap. Shanti berkelojotan berulang-kali serta Tuti rasakan memiawnya berdenyut-denyut nikmat, ia memikirkan Shanti menjilati serta mengemuti kemaluannya.
Perlahan Tuti mulai menjilati leher gadis itu serta selalu menciumi ketiak Shanti, gadis itu menggelinjang kesenangan serta semakin mengerang keras saat Tuti mulai mengisap puting tetek Shanti. Perlahan-lahan Tuti menggeser tempatnya hingga Shanti bisa membelai memiawnya, namun gadis itu cuma menggeliat saja. Tuti tidak sabar, diambilnya tangan Shanti serta ditempatkannya di memiawnya, Shanti mulai membelai dengan canggung. Saat jarinya tidak berniat masuk keliang memiaw Tuti, selekasnya saja wanita itu memajukan pinggulnya serta memompa jari Shanti. Shanti mulai tahu serta ia mulai memainkan itil Tuti serta buat wanita itu terlonjak-lonjak nikmat. Lantas perlahan-lahan Tuti telah mengangkangi Shanti serta ia menciumi memiaw Shanti kembali, lidahnya kembali menggumuli liang kemaluan gadis itu. Shanti kembali rasakan terjangan gelombang kesenangan pada saat memiawnya digumuli Tuti, Shanti membiarkan berwajah basah karna cairan memiaw Tuti berjatuhan, menetes serta membuat lendir panjang, namun Shanti tidak berani menjilat lendir yang jatuh dibibirnya. Ia melihat liang memiaw wanita itu dengan heran. memiaw Tuti dengan bibir tidak tipis kehitaman, bulu kemaluan yang lebat bukanlah main namun tidak menutupi liang itu. Shanti lihat memiaw Tuti beda dengan kepunyaannya. Serta memiaw itu semakin turun hingga hampir menyentuh hidungnya. Shanti mencium bau memiaw Tuti serta dirasakannya sama baunya dengan memiawnya.
Shanti menjerit tertahan ketika mencapai klimak, tanpa sadar ia menarik bokong Tuti sehingga wajahnya terbenam dalam memiaw wanita itu, Shanti gelap mata, ia menjulurkan lidahnya dan menggumuli liang penuh lendir bening itu. Shanti bahkan menghisap lendir itu seperti kelaparan. Shanti mengemut itil Tuti yang besar dan menonjol. Tubuh Tuti kaku seperti kayu dan bergetar hebat, pinggulnya kejang-kejang merasakan orgasme yang luar biasa ketika itilnya dihisap dan dijilat Shanti. Tuti menjerit keras dan ia menekan memiawnya sehingga ia dapat merasakan hidung Shanti terselip dibelahan liang memiawnya dan ia menggoyang2kan pinggulnya maju mundur dan dirasakannya itilnya bergesekan dengan hidung Shanti dan gadis itu malah menambahkan kenikmatan Tuti dengan menjulurkan lidahnya sehingga setiap kali Tuti memajukan atau memundurkan pinggulnya selalu bergesekan dengan lidah serta hidung Shanti. Tuti berkelojotan hebat sekali, ia meliuk-liuk seperti menahan nyeri, matanya berputar sehingga menampakan putihnya saja dan mulutnya mengeluarkan desahan kenikmatan.
“Shantiiiiiii!!!!……. aaaaaaarrrrgggghhhhh!!!!…..” Tuti merasakan bagian bawah perutnya nyeri dan ngilu. Orgasme yang ternikmat yang pernah dirasakannya sejak ia meninggalkan dunia hitamnya.